Penampilan Serdadu Bambu di acara Festival Kreasi Musik Bambu yang diselenggarakan oleh Prodi Angklung dan Musik Bambu ISBI Bandung (foto; Ajinumoto)
Siapa sangka kelompok “Punk” yang sering dihadapkan dengan stigma dan pandangan konservatif, kini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Serdadu Bambu, satu kelompok seni tradisi dengan tampilan nyentrik ini membawakan sebuah kesenian calung Sunda yang sudah berdiri sejak tahun 2018, berasal dari Parakan Muncang Cimanggung, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Kelompok ini membawa pembaharuan dalam dunia musik tradisional, dengan gaya baru pada musik calung melalui pendekatan yang lebih berani, energik yang sering dikaitkan dengan semangat musik punk.
Serdadu Bambu tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional, tetapi juga mengadopsi aspek-aspek dari budaya musik punk, seperti sikap bebas, pemberontakan, atau eksplorasi suara, untuk menciptakan bentuk musik baru yang menggabungkan dua genre yang berbeda. Lirik-lirik yang dibawakan penuh dengan pernyataan anti-otoritarian, kritik sosial, dan protes terhadap ketidakadilan.
Terselenggaranya Festival Kreativitas Musik Bambu yang telah dilaksanakan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, oleh Prodi Angklung dan Musik Bambu, Fakultas Seni Pertunjukan (28-29/11/2024) seakan memberikan kesempatan kepada kelompok Serdadu Bambu untuk menampilkan dan mengekspresikan karya-karyanya. Kelompok punk ini bersanding bersama musisi-musisi hebat lain seperti kelompok Paberik Bamboe, Saratus Persen, Karinding Attack, Padhopokan Klapa Pitu Cilacap dan Samba Sunda. Selain diapresiasi oleh para mahasiswa, penampilan mereka diapresiasi dengan baik oleh para tokoh pemuka seni seperti Man Jasad seorang vokalis dari band Jasad, tokoh utama dalam kelompok musik Karinding Attack. Budi Dalton seorang aktor, musisi, politikus, dan dosen Universitas Pasundan.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh kelompok punk calung ini adalah lagu Marjinal, Luka Negara dan satu lagu yang diciptakan oleh Serdadu Bambu dengan judul Belajar Sama-Sama, tentunya dipadupadankan dengan instrumen musik anti-mainstream dikalangan anak-anak “punk” yaitu seperangkat alat musik calung, celempung, kendang, go’ong, dan kosrek.
“Penampilan Serdadu Bambu di ISBI Bandung diterima dengan sangat baik. Memberikan euforia positif khususnya bagi para personil kami agar terus berkarya dan belajar. Tentunya, masih banyak hal yang harus kita evaluasi dalam hal menyelaraskan seperangkat melodi calung dengan pembawaan vokal yang keras. Semoga Serdadu Bambu bisa terus eksis dan bisa menjadi motivasi untuk semua orang yang ingin terus berinovasi, ujar Anggi Nugraha, Manager dari Kelompok Serdadu Bambu. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar