Diskusi Film Dokumenter Melodi Kasunda (Foto: Panitia) |
"Semua orang itu guru
Alam raya sekolahku
Sejahteralah bangsaku"
Cuplikan lirik lagu "Belajar Sama-Sama" yang dibawakan grup musik Serdadu Bambu dalam acara Melodi-Melodi Kasunda tanggal 30 November 2024. Di tengah hujan deras, Gd. Graha Soewarni Jatinangor terasa panas oleh keringat para penonton yang ikut berjoget bersama kelompok musik yang akrab disapa Calung Punk ini. Disebut demikian karena semua personilnya merupakan "Anak Punk", tetapi uniknya mereka membawakan lagu-lagu bertema kritik sosial dalam sajian seni tradisi Sunda menggunakan alat musik Calung. Mereka hadir sebagai closing performer pada acara yang digagas oleh Yayasan Saung Kasunda Berkarya bekerjasama dengan Atap Class dan UK Production kali ini.
Acara dibuka secara khidmat oleh monolog dari Dado Tisna yang menampilkan rajah dengan iringan musik Kecapi dan Karinding. Setelah itu, dilanjutkan dengan sajian Tari Karinding yaitu karya inovasi dari Sanggar Kasunda yang menggambarkan perpaduan seni tradisional dan ekspresi modern oleh Nadira. Sebelum acara inti, ada beberapa penampilan musik karinding dari Soka, Cekkas, Carecast dan The Sins. Karya yang ditampilkan merupakan kolaborasi alat musik karinding, celempung dan gitar yang mengiringi dua orang vokalis.
Penampilan Tari Karinding dari Kasunda (Foto: Panitia) |
Memasuki acara inti, para penonton diajak untuk mengikuti kisah Sanggar Kasunda melalui tayangan film dokumenter berjudul Melodi Kasunda garapan UK Production persembahan dari Atap Class. Film berdurasi 45 menit ini menunjukan bahwa konsistensi dan kreativitas dalam seni pertunjukan menjadi pondasi penting untuk mempertahankan eksistensi. Sanggar Kasunda sebagai komunitas budaya yang berfokus pada bidang seni tradisional Karinding mampu memperlebar sayapnya dengan terus berkarya, berinovasi dan menjalin kerjasama dengan lembaga maupun komunitas lainnya. Tanggal 23 Juli 2024 lalu, mereka berkolaborasi dengan Parahyangan Orchestra dalam Konser Dangiang Karinding yang digelar di Aula PPAG lantai 2 Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Konser yang digagas oleh Pangauban Karinding, Atap Foundation dan Parahyangan Orchestra ini memadukan dua seni dengan latar belakang budaya, tangga nada maupun cara bermain yang berbeda namun dapat membentuk sajian yang harmonis. Kolaborasi ini membuktikan bahwa Sanggar Kasunda tidak membatasi ruang berkaryanya dalam seni tradisional saja namun secara fleksibel mampu menyentuh seni kontemporer. Dalam diskusi bersama Kimung (Produser) dan Hilwa Kharimatul Fitri (Sutradara) selepas pemutaran film Melodi Karinding, Asep Hendra Waliyana sebagai founder Yayasan Saung Kasunda Berkarya mengungkapkan bahwa "Kasunda akan terus berproses ngigelan jaman dan belajar dari siapapun dalam gerakan-gerakan kebudayaan yang saling mendukung".
Acara yang difasilitasi oleh Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX dan didukung oleh Coklat Kita ini merupakan pelaksanaan pertama dan rencananya acara ini akan digelar di beberapa titik lokasi yang berbeda yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Setelah selesai nanti, film dokumenter Melodi Kasunda ini akan diikutsertakan pada Festival Film di Jerman. Sementara itu, Kasunda akan melanjutkan perjalanan berkaryanya pada program ekshibisi seni karinding di Jerman, Perancis dan Belanda.
Editor: dpebriansyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar