Puspa Karima: Harmoni dan Kesetaraan

Oleh: Winda A.G (Delegasi Puspa Karima untuk Lokovasia 2024)


Penampilan Puspa Karima saat elaborasi karya Lokovasia 2024 (foto: Hafidz Permana)


Grup musik dari Sumedang Puspa Karima hadir di kota Malang dengan penampilan yang konsisten membawa unsur-unsur musik tradisional dalam sebuah kegiatan elaborasi Lokovasia 2024 (3/9). Tidak hanya membawa angin segar dalam dunia musik tradisional Nusantara, Puspa Karima juga secara konsisten mengangkat isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender dalam setiap karya yang mereka bawakan.


Elaborasi yang diusung Puspa Karima kali ini memadukan 3 kesenian yang berbeda dari tahun sebelumnya, yakni kesenian Bakbrung, Reak dan Celempung. Dengan konsep ini, Puspa Karima menawarkam harmoni seni Sunda untuk memperkaya pengalaman estetik para penikmat musik.


Sebagai grup musik yang anggotanya dimotori oleh perempuan, Puspa Karima menjadikan pemberdayaan perempuan sebagai salah satu pilar utama dalam perjalanan bermusiknya. Hal ini tercermin pada karya yang dibawakan untuk Lokovasia 2024 yaitu mengangkat isu perempuan dan ketahanan pangan. Dalam setiap penampilan, Puspa Karima berupaya untuk memberikan ruang setara bagi perempuan dalam industri musik yang sering kali didominasi oleh laki-laki. Menurut kami proyek ini tidak hanya merupakan eksplorasi musikal, tetapi juga sebuah upaya untuk menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya tradisional. Puspa Karima ingin menunjukkan bahwa musik tradisional memiliki fleksibilitas dan daya adaptasi yang luar biasa dalam segala aspek. Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi juga dialog antarbudaya, antargenerasi, dan antargender. Melalui musik, Puspa Karima berharap dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berani berkarya dan berkontribusi dalam berbagai bidang seni.


Penampilan Puspa Karima elaborasi saat karya Lokovasia 2024 (foto: Hafidz Permana)


Acara Lokovasia 2024 yang digelar di Universitas Negeri Malang, menghadirkan berbagai kolaborasi dan inovasi seni dari seluruh Indonesia. Pada hari ke 3 (3/9) agenda elaborasi pada Lokovasia ini menampilkan 3 grup musik yakni Semut Ireng (Madura), Puspa Karima (Sumedang, Jawa Barat), Angon angin (Surabaya); 1 musisi yakni Shohibal Ahyar (Bangka Belitung), 1 peneliti musik yakni Arief Winanda (Bogor, Jawa Barat) dan juga Masterclass dari Dieter Mack.


Kehadiran Puspa Karima di program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seniman perempuan di Nusantara untuk terus berinovasi, menjaga kelestarian budaya tradisional, dan mendorong kesetaraan gender melalui pendekatan yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.


Editor: dpebriansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar