Memintal Bunyi Pertiwi

Oleh: Winda A.G (Delegasi Puspa Karima untuk Lokovasia 2024)

Peserta, Panitia dan Mentor Lokovasia 2024 (foto: Dokumentasi Panitia Lokovasia 2024)


Dengan semangat melestarikan kekayaan warisan budaya yang mengakar dalam kehidupan masyarakat, Malang menjadi tuan rumah Lokakarya Konservasi & Inovasi Musik Tradisional Indonesia (LOKOVASIA) 2024. Acara ini mengundang perhatian banyak pihak, mulai dari musisi, peneliti, hingga pecinta seni tradisional, untuk memperkuat upaya kolektif dalam menjaga sekaligus mengembangkan musik tradisional Nusantara agar tetap relevan di tengah arus globalisasi.


Acara ini tidak hanya berfokus pada konservasi, tetapi juga berupaya membangkitkan semangat inovasi dalam musik tradisional. Banyak karya tradisional yang kini terlupakan akibat pesatnya perkembangan teknologi dan gaya hidup modern. Melalui Lokovasia ini, para seniman lintas daerah memamerkan keunikan warisan musik ciri khasnya. Selain itu, kegiatan ini pun akan menjadi platform diskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.


Eksibisi yang diadakan oleh Lokovasia diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 6-7 September 2024. Pada hari pertama menampilkan pertunjukan dari Unine Mung (Bantul), Angon angin (Surabaya), Ida Bagus Hery Yoga (Bali), Semut Ireng (Madura), Wahyu Thoyyib Pembayun (Wonogiri), Karawitan Kuping Cumpleng (Malang), dan kolaborasi 5 musisi: Sohibal Ahyar (Bangka Barat), Cristian Justin (Palangkaraya), Ilham Firmansyah (Bandung), Ni Made Ayu Dwi Sattvitri (Bali), dan Laila Okta Triani (Tanah Datar). Hari kedua sekaligus penutupan acara menampilkan Bandoengmooi (Cimahi), Totty Wahyu Bathara (Tulunggangung), Tempang Tigo (Bengkulu), Sanggar Parikesit ( Sukoharjo), Puspa Karima (Sumedang), Munsing (Banyuwangi), dan terkahir di tutup oleh Uwun Kloda (Flores). Lebih dari sekadar pertunjukan, acara ini juga dirancang sebagai laboratorium kreativitas dimana tradisi bertemu inovasi. Sejumlah musisi muda kontemporer dan inovator musik menunjukkan bagaimana musik tradisional dapat dijahit ke dalam tren musik global, tanpa mengorbankan esensi kebudayaan aslinya. Para peserta memperlihatkan bagaimana perpaduan instrumen tradisional dapat menciptakan musik yang segar, modern, namun tetap otentik.

Penampilan Puspa Karima saat eksibisi Lokovasia 2024 (foto: Panitia Lokovasia)


Selain itu, salah satu acara penting dalam kegiatan ini adalah diskusi panel yang menampilkan tokoh-tokoh terkemuka di bidang seni dan kebudayaan. Tema besar yang diangkat adalah bagaimana menjaga relevansi musik tradisional di kancah global, serta tantangan yang dihadapi generasi muda dalam meneruskan dan memperkaya tradisi tersebut. Diskusi ini membuka wawasan tentang kolaborasi antar-budaya dan pentingnya mengintegrasikan tradisi ke dalam konteks modern, tanpa melupakan akar budaya.


Acara Lokovasia 2024 ini menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari profesional seni, pelajar, hingga masyarakat umum yang ingin mendalami lebih lanjut tentang musik tradisional Indonesia. Semua peserta yang terlibat berkesempatan menjadi bagian dari perjalanan pelestarian dan inovasi musik tradisional Indonesia. Melalui kegiatan ini kita bisa memastikan bahwa warisan musik dari leluhur akan terus mengalun dan berkembang dari generasi ke generasi, menembus batas waktu dan ruang.


Editor: dpebriansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar